Pandemi COVID-19 mempercepat penerapan model kerja hybrid, yang mengharuskan karyawan membagi waktu antara bekerja di kantor dan bekerja jarak jauh. Meskipun pendekatan fleksibel ini menawarkan banyak hal manfaat, hal ini juga menimbulkan tantangan terhadap budaya perusahaan. budaya Company adalah seperangkat nilai, keyakinan, dan perilaku bersama yang mendefinisikan organisasi dan membimbing karyawannya. Berikut ini dampak pekerjaan hybrid terhadap budaya perusahaan dan strategi untuk mempertahankannya:
Dampak Pekerjaan Hibrid pada Budaya Company
- Dinamika Komunikasi yang Berkembang: Dalam lingkungan kerja hybrid, pola komunikasi berubah. Beberapa karyawan mungkin berada di kantor sementara yang lain bekerja dari jarak jauh, sehingga penting untuk menyesuaikan alat dan praktik komunikasi untuk memastikan semua orang merasa dilibatkan dan mendapat informasi.
- Ikatan Sosial yang Melemah: Membangun hubungan yang kuat dan memupuk rasa memiliki menjadi lebih sulit ketika karyawan berada jauh secara fisik. Kurangnya interaksi tatap muka dapat menimbulkan perasaan terisolasi dan terputus.
- Flexabilitas vs. Akuntabilitas: Mencapai keseimbangan yang tepat antara memberikan fleksibilitas kepada karyawan untuk bekerja di tempat mereka paling produktif dan memastikan akuntabilitas bisa jadi rumit. Keseimbangan ini dapat berdampak pada persepsi keadilan dalam organisasi.
- Keberagaman dan Inklusi: Model kerja hibrid berpotensi memperlebar kesenjangan akses terhadap peluang dan peluang penyertaan. Penting untuk memastikan bahwa karyawan jarak jauh memiliki akses yang sama terhadap pengembangan dan kemajuan karier.

Strategi Mempertahankan Budaya Company dalam Lingkungan Kerja Hibrida
- Definisikan dan Komunikasikan Nilai-Nilai Inti: Tegaskan kembali nilai-nilai inti perusahaan Anda dan pastikan nilai-nilai tersebut tetap penting dalam pengambilan keputusan. Komunikasikan nilai-nilai ini dengan jelas kepada seluruh karyawan, di mana pun lokasi kerja mereka.
- Berinvestasi dalam Teknologi: Memanfaatkan alat kolaborasi, konferensi video, dan platform perpesanan untuk memfasilitasi komunikasi dan keterlibatan antara tim jarak jauh dan di kantor. Pastikan karyawan memiliki akses terhadap teknologi dan pelatihan yang diperlukan.
- Kebijakan Kerja Flexible: Kembangkan kebijakan yang jelas yang menguraikan ekspektasi untuk pekerjaan jarak jauh dan di kantor, termasuk jam kerja, ketersediaan, dan standar komunikasi. Flexibilitas harus diimbangi dengan akuntabilitas.
- Check-In Reguler: Terapkan check-in satu lawan satu dan tim secara teratur untuk menjaga jalur komunikasi terbuka. Dorong manajer untuk melakukan obrolan kopi virtual atau diskusi informal dengan anggota tim jarak jauh untuk membangun hubungan baik.
- Inisiatif Inklusif: Buatlah sadar upaya untuk memasukkan karyawan jarak jauh di acara perusahaan, rapat, dan pertemuan sosial. Atur aktivitas pembangunan tim virtual dan tawarkan manfaat khusus jarak jauh, seperti program kesehatan atau tunjangan untuk pengaturan kantor di rumah.
- Mekanisme Umpan Balik: Ciptakan saluran umpan balik bagi karyawan untuk mengungkapkan kekhawatiran mereka, berbagi ide, dan memberikan saran untuk meningkatkan pengalaman kerja hybrid. Tindak lanjuti umpan balik ini untuk menunjukkan bahwa Anda menghargai masukan karyawan.
- Pengembangan profesional: Pastikan karyawan jarak jauh memiliki akses terhadap peluang pengembangan profesional yang sama dengan rekan kerja mereka di kantor. Menyediakan sumber daya untuk pengembangan keterampilan, pendampingan, dan pertumbuhan karier.
- Pelatihan Kepemimpinan: Latih para pemimpin dan manajer untuk mengelola tim jarak jauh secara efektif, dengan fokus pada pembangunan kepercayaan, komunikasi yang jelas, dan manajemen yang berorientasi pada hasil.
- Ukur dan Adaptasi: Terus menerus menilai dampak pekerjaan hybrid pada budaya perusahaan Anda melalui survei, masukan, dan indikator kinerja utama. Gunakan data ini untuk membuat penyesuaian yang diperlukan terhadap strategi Anda.
- Menurut contoh: Kepemimpinan harus mencontohkan perilaku dan nilai-nilai yang mencerminkan budaya perusahaan. Ketika pemimpin memprioritaskan keseimbangan kehidupan kerja, inklusivitas, dan komunikasi yang efektif, hal ini memberikan contoh positif bagi seluruh organisasi.
Maria Harutyunyan, co-founder of Loopex Digital, explains that hybrid work has a significant impact on company culture, both positively and negatively. “While hybrid work promotes flexibility and work-life balance, it can also lead to challenges in maintaining strong team cohesion and communication,” she notes. To counter these challenges, companies need to foster clear communication strategies, create intentional touchpoints, and invest in technologies that support remote collaboration. This balance allows organizations to sustain a positive culture while benefiting from the productivity and flexibility of hybrid work.”
Kesimpulannya, mempertahankan budaya perusahaan yang kuat dalam lingkungan kerja hybrid memerlukan upaya yang disengaja untuk beradaptasi, berkomunikasi, dan memprioritaskan inklusivitas. Dengan mengenali tantangan dan mengatasinya secara proaktif, organisasi dapat mempertahankan budaya positif yang mendukung kesejahteraan karyawan dan mendorong kesuksesan, di mana pun karyawan bekerja.
Hubungi kami hari ini dan lihat caranya Aplikasi FLYDESK dapat membantu mengatasi tantangan unik model kerja ini.
Tentang FLYDESK
FLYDESK is an innovative hybrid work management software that helps businesses improve productivity, optimize workspace usage, and enhance team collaboration. Designed for companies embracing flexible work models, FLYDESK streamlines remote work and office coordination, making it easier to manage teams and resources. Discover how FLYDESK can transform your hybrid workplace and boost operational efficiency. Hubungi kami today to learn more!
